Delapan belas tahun lalu, seorang putri kecil hadir dalam hidupku. Waktu terasa berjalan begitu cepat. Anak yang dulu kukira masih harus kugandeng ke mana-mana, kini sudah menjelma menjadi seorang mahasiswi di fakultas teknik.
Aku masih ingat betul masa kecilnya. Di mata teman-teman kerjaku, ia dikenal sebagai bocah tanpa ekspresi. Mereka sering kebingungan: "Sebenarnya, dia senang atau tidak ya?" Bahkan saat menerima sesuatu, wajahnya tetap datar. Tapi aku tahu, di balik ketenangannya, selalu ada binar kecil yang sulit orang lain tangkap.
Sering kali ia kuajak ikut ke sekolah tempatku mengajar di Jakarta Pusat. Setiap kali kuucapkan, "Besok ikut Papa," ia langsung bersemangat. Padahal harus bangun sangat pagi. Ajaibnya, kalau untuk itu, ia tak pernah sulit dibangunkan. Di balik wajah tenangnya, rupanya tersimpan kegembiraan yang begitu tulus—tentang kebersamaan, tentang dunia yang ia jelajahi dengan caranya sendiri.
Kini, gadis itu telah beranjak dewasa. Ia memilih merantau ke Solo, kota asal kakek-neneknya, tempat ayah dan ibuku dilahirkan. Awalnya, jujur aku sempat ragu. Bukan hanya soal merantau jauh dari rumah, tetapi juga tentang jurusan yang ia pilih. Teknik bukanlah jalan yang mudah. Tapi lambat laun aku belajar: keyakinan yang ia miliki jauh lebih kuat daripada keraguanku.
Hari ini aku menyadari, keputusannya bukan sekadar tentang jurusan, tetapi tentang keberanian menapaki jalan hidupnya sendiri. Ia membuktikan bahwa ekspresi bukanlah ukuran dari semangat. Diamnya bukan berarti ragu, justru di situlah ia menyimpan tekad yang mendalam.
Putri kecilku, yang dulu kuajak ke sekolah, kini sedang menapaki ruang hidupnya sendiri. Ia bukan lagi sekadar gadis kecil tanpa ekspresi, melainkan seorang pejuang muda yang sedang merengkuh mimpi.
Dan aku, sebagai ayah, hanya bisa belajar satu hal darinya: bahwa anak bukanlah salinan orangtuanya. Mereka adalah jiwa-jiwa yang akan menulis kisahnya sendiri. Tugas kita hanyalah mendampingi, merangkul, dan percaya.
Karena pada akhirnya, anak-anak kita lah yang akan menunjukkan: mereka bisa lebih berani, lebih tangguh, dan lebih besar daripada apa yang kita bayangkan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar