Prilaku itu bukan jaminan, sampai
dirumah tepat waktu. Perjuangan panjang segera menanti, macetnya jalanan. Pegawai
teng go, biasanya adalah kaum
komuter. Sebagian besar juga masyarakat urban. Sudah dapat dipastikan, rumah
atau kontrakannya ada di kota-kota satelit, penyangga ibukota. Sewa rumah di
tengah kota, atau pinggiran yang agak ke kota, menguras gaji bulanan. Sehingga
meski harus berjuang berangkat dan pulang, jauh bukan jadi persoalan bagi para
komuter ini. Setidaknya ini adalah pilihan bijak, di tengah ketidak bijakan.
Angkot salah satu pilihan favorit,
selain motor, bus atau kereta. Setidaknya, moda ini lebih manusiawi ketimbang
moda yang lainnya. Bisa duduk agak
nyaman hingga di depan tempat kerja. Belum lagi, ada jalur-jalur khusus yang
dikuasai sang supir saat macet. Lewat gang perumahan yang banyak polisi tidurnya,
tetapi bonusnya ; sampai tempat kerja tidak terlambat. Apesnya, jika ternyata
ada banyak angkot lewat jalur yang sama, macet-macet juga.
Tuntutan kerja, datang tepat waktu
dan angkot, entah bagaimana menjadi bersinergi. Bahkan angkot dapat menjadi
salah satu tempat bagi penumpangnya untuk barang sejenak melepaskan lelah. Pagi
; jam berangkat kerja, dan sore sepulang kerja. Ini dibuktikan dengan kenyataan
bahwa sebagian besar penumpang, memejamkan matanya. Entah, tidur atau sekedar
trik agar tak melihat jalanan yang crowded
supaya tidak tambah strees. Tapi apapun itu, sepertinya para penumpang pagi dan
sore hari itu hanya ingin mengembalikan
kebugarannya. Angkot menyediakannya.
Para penumpang angkot, seringkali
menunda mimpinya hanya gara-gara weker berbunyi. Berkemas, dan melanjutkan lagi mimpi yang
tertunda di angkot. Sebab jam menunjukkan waktu masih sangat pagi. Gema azan juga masih terdengar dari
masjid-masjid terdekat. Satpam masih berjaga di depan pos atau portal
perumahan. Para komuter sudah berjuang di dalam angkot ; mengalahkan kantuk dan
lelah yang belum sepenuhnya menghilang. Angkot plus supirnya memang memiliki
sejuta alasan untuk ditendang, tetapi bagaimanapun keberadaannya sangat
disayang.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar